Selasa, 06 September 2011
Empat Kemurkaan Allah SWT
Allah itu Maha Pengasih dan Maha penyayang, tetapi Allah juga bisa murka terhadap hamba-hambanya yang melampaui batas. Nabi SAW bersabda, "Empat orang yang dimurkai Allah, yaitu pedagang yang suka bersumpah, fakir yang sombong, orangtua yang suka berzina, dan penguasa yang kejam." (HR Nasa'i dan Baihaqi). Untuk lebih jelasnya, simak di bawah ini:
1. Pedagang yang suka bersumpah
Seringkali transaksi ternodai oleh perilaku buruk pelaku bisnis nakal. Harga yang seharusnya standar, di mark-up setinggi-tingginya. Banyak orang yang sering menjadikan sumpah sebagai sarana penunjang keberhasilan transaksi. Allah sangat murka terhadap pelaku kemungkaran ini,
"Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu diantaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan bagimu azab yang besar (QS an-Nahl: 94)
Bukan hanya itu, bahkan sekarang malah lebih berkembang lagi, banyak pedagang yang menggunakan bahan-bahan berbahaya dan dijual lebih murah daripada makanan dengan menggunakan bahan asli dan aman untuk meraup untung lebih banyak. Lebih gilanya lagi pedagang ini mengaku bahwa makanan yang dibuatnya pasti aman. Astaghfirullah
2. Orang miskin yang sombong
Hikmah yang dapat dipetik dari kemiskinan semestinya membuat seseorang makin dekat dengan Allah dan bertambah tawadhu. Allah mengingatkan:
"Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong." (QS. an-Nahl: 23)
Logikanya, kalau dalam keadaan miskin saja sudah sombong, apalagi kalau sudah kaya?
3. Orang tua yang suka berzina
Bagi orang tua, dengan usianya yang sudah udzur semestinya makin bersyukur dan mendekat kepada Allah SWT. Karenanya wajar jika Allah lebih murka pada orang tua yang berzina ketimbang kepada orang muda yang berzina. Allah SWT berfirman:
"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah berbelas kasihan kepada keduanya mencegah kamu (menjalankan) agama Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman." (QS an-Nur:2)
4. Penguasa Dzalim
Dalam Islam, kepemimpinan atau kekuasaan merupakan amanah yang tidak boleh disia-siakan. Bagi seorang muslim, kesempatan memimpin akan selalu digunakan untuk syiar dakwah dan penegakkan nilai-nilai islam, apa pun kedudukan atau jabatan yang dipegangnya. Karenanya, kepemimpinan bukanlah peluang untuk meraih keuntungan pribadi, apalagi hal itu kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Untuk para pemimpin atau pajabat yang berhubungan dengan kemaslahatan umat yang tidak menjalankan tugasnya dengan benar, ingatlah bahwa di akhirat nanti rakyatmu akan menuntut apa yang sudah kamu lakukan untuk mereka.
Akhirnya, murka dan cinta Allah tergantung dari diri kita sendiri. Jika kita melakukan perbuatan yang disenangi Allah, Ia akan mencintai dan meridhai kita. Jika sebaliknya, maka tunggulah azab Allah. Wallahu 'alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar