mentari terasa berabad dinanti
kemarau duka terus membalut rasa
sendu tangis tidak kan pernah bermusim
hanya tawa yang sirna tanpa bebayang
pedih,
kelongsong perut menagih simpati
kapankah masanya bisa diisi
akal terpenjara dek hawa nafsu
agar jantung kan tetap berdenyut
tubuh kaku tidak berdosa
bak fatamorgana di ruang mata
menduga akal menongkah fatwa
terliur!
merintih hiba bercampur sengsara
dipagar kezaliman
cahaya harapan diselimut litup
peperangan antara iman dan kemahuan
apakah hanya mampu berserah
terkujur layu
atau hidup dibelenggu dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar