“Kita tuangken satu masyarakat tanpa explotation de l’homme par l’homme, satu masyarakat yang tiap-tiap manusia Indonesia merasa bahagia, satu masyarakat yang tiada seorang ibu menangis oleh karena tidak bisa memberi susu kepada anaknya, satu masyarakat yang tiap-tiap orang menjadi cerdas, satu masyarakat yang benar-benar membuat bangsa Indonesia ini satu bangsa yang terdiri dari pada ratusan juta Insan Al-Kamil yang hidup dengan bahagia di bawah kolong langit buatan Allah Subhanahu Wata a’la.
“Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup dari 2,5 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita.”
“Biarkan kekayaan negeri ini tetap terbenam di bumi, hingga insinyur-insinyur kita sendiri sudah bisa menggalinya.”
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu lebih susah karena melawan bangsamu sendiri”
Kita harus memahami kalimat Bung Karno dalam konteks yang terus di-up date. Contoh, yang disebut musuh kita adalah bangsa kita sendiri, adalah sebagian dari bangsa kita yang memiliki ideologi (dalam bahasa Bung Karno) “kontrarevolusioner”. Mereka yang berjiwa neoliberalis, kapitalis, dan individualis.
Dikutip dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar