- Sarana dan Prasarana
- Alat dan bahan yang harus disiapkan
- Lokasi yang tepat (bangunan)
- Peti (kotak) ukuran 40 cm x 50 ataw 50 x 60 cm. Kita juga bisa menggunakan limbah. Misalnya: peti bekas tempat telor, container bekas buah-buahan dll.
- Karung bekas (bekas beras,terigu ataw pakan)
- Serbuk gergaji ataw kompos ataw juga kotoran sapi untuk dijadikan media.
- Bibit cacing yang baik
- Pakan: kotoran ternak (sapi,kambing,kelinci), bisa juga sayuran yang sudah agak busuk, buah-buahan ataw sisa makanan.
- System yang dipakai
- Kelebihan dan Kelemahan dari masing-masing pola
Dengan system berbanjar, kita akan mudah dalam pemberian pakan dan pengontrolan perkembangan cacing. Juga mudah mengontrol dari gangguan hama. Kelemahannya memakan tempat yang banyak.
Dengan system susun, kelebihannya sedikit memakan tempat tapi akan mendapat kesulitan dikala kita member pakan, kita harus mengangkat peti satu persatu dan menyusunnya kembali. Ini akan memakan waktu dan menguras tenaga.
Dengan system ini kita akan mendapat beberapa keuntungan tidak memakan tempat, mudah dikala member pakan dan mengontrol perkembangan dan mengontrol dari gangguan hama, hanya kita dituntut untuk mengeluarkan biaya tmabahan dalam pembuatan rak.
A. Memilih Bibit
Dalam memilih bibit yang akan ditanam, kita harus benar-benar diperhitungkan selain yang baik dan sehat, bibit yang akan kita tanam itu bibit remaja atau dewasa, karena hal ini akan mempengaruhi waktu panen. Kalau kita menanam bibit remaja berarti waktu panen surut 2-3 minggu, karena cacing remaja ke dewasa jenjang waktunya 2-3 minggu. Dewasa ke bertelur 2-3 minggu. Kalau kita menanam cacing dewasa langsung waktu panen surut 2-3 minggu.
B. Menanam Bibit
Kotak-kotak yang sudah di isi dengan media, masukan pakan di tengah-tengah media. Setelah itu siram dengan air sampai basah. Biarkan + 15 menit agar airnya turun. Setelah itu, simpan bibitnya di atas media dan simpan peti di tempat yang sudah disiapkan.
Sebaiknya kotak-kotak ditutup dengan plastik atau kotak-kotak tersebut simpan ditempat yang terlindungi dari sinar matahari.
- Berapa banyak bibit yang disimpan dalam satu kotak
Dari kotak ukuran 40 cm x 50 cm kita menebar bibit 0,5 Kg dalam waktu 2-3 minggu akan menghasilkan banyak telur (cocon) setelah itu pisahkan cacing dengan telurnya. Bibit cacing yang telah kita pisahkan, pindahkan ke kotak dan media yang baru. Adapun telur cacing yang ada dalam kotak lama, dalam waktu 2-3 minggu akan menetas dan akan terlihat anak-anak cacing kecil sebesar rambut.
Cacing remaja dipindah ke kotak dan media baru, dalam waktu 2-3 minggu cacing renja ini akan menjadi cacing dewasa dan siap memproduksi telur. Begitu seterusnya. Tanda-tanda cacing sudah dewasa dapat dilihat pada lehernya. Apabila di lehernya terdapat garisan putih seperti kalung, maka cacing tersebut sudah benar-benar dewasa.
Dari telur yang menetas dengan bibit awal 0,5Kg/peti akan menghasilkan 5 Kg cacing dewasa.
- Cara Pemberian Pakan
- Pakan yang paling digemari
Untuk kotoran ternak, kotoran sapi yang paling dominan. Kotoran kambing dan kelinci kita harus terlebih dahulu merendamnya + 2-3 hari, aduk-aduk sampai lembut baru diberikan.
- Cara menghitung waktu dari menanam hingga panen
Remaja ke dewasa membutuhkan waktu 2-3 minggu, dewasa sampai bertelur memakan waktu 2-3 minggu.
- Menghitung hasil panen
- Cara memanen yang mudah
sumber : http://lumbricusrubelus.wordpress.com/about/
Ternak Cacing Tanah
Ternak cacing tanah tidaklah sulit, asal medianya cocok dan tidak kurang pakan cacing tanah pasti bisa hidup dan berkembang biak dengan baik. Namun demikian agar ternak cacingnya sukses ada beberapa hal yang harus disiapkan sebelum ternak cacing, yaitu :- Lahan / lokasi ternak
- Wadah
- Media dan pakan ternak
- Bibit
Yang harus diperhatikan saat menentukan lahan atau lokasi ternak :
- Dekat dengan bahan baku yangdiperlukan.
- Dapat diterima masyarakat sekitar dan aman
- Terlindung dari sinar matahari langsung atau hujan.
Wadah yang digunakan dapat disesuaikan dengan keadaan atau lahan. Wadah bisa terbuat dari kotak plastik, terpal, atau hanya beralaskan karung plastik. Ukurannyapun dapat dibuat sesuai kebutuhan.
MEDIA DAN PAKAN
Syarat-syarat media dan pakan ternak cacing:
- Terdiri dari bahan organik. Bahan organik yang telah mengalami pelapukan antar 50-65%, serta sudah tidak lagi mengandung gas metan. Media yang digunakan bisa berupa :
- Kotoran ternak, seperti kotoran sapi, kuda, kerbau atau kambing.
- Sampah pasar atau limbag rumah tangga organik.
- Sampah pabrik / perkebunan seperti, sampah kopi, jagung, kelapa, dan sawit. - Media tersebut harus lembap sekitar 35-50%.
- Suhu media sekitar 20-30 C.
- Tidak mengandung minyak atsiri yang berbau tajam. - Bersifat gembur dan mudah terurai atau terdekomposisi.
- Mempunyai daya serap tinggi untuk menahan air.
- Media dikatakan bagus atau cocok bila cacing ditaruh diatasnya pada saat menanaman langsung masuk ke dalam media.
- Sebaiknya, masukan beberapa ekor cacing dahulu ke dalam media yang telah disiapkan, bila cacing yang dimasukan tidak keluar lagi dari media tersebut, berarti media tersebut sudah bagus atau cocok untuk cacing.
- Idealnya untuk ternak cacing diperlukan minimal 5 kg media untuk 1 kg cacing.
- Ternak cacing untuk menghasilkan kompos sebaiknya menggunakan minimal 10 kg media untuk 1 kg cacing.
Saaat ini ada empat macam cacing yang dapat diternak, namun demikian keempat macam cacing tersebut mempunyai keutamaan tersendiri tiap jenisnya. Cacing Lumbricus Rubellus selain sangat bagus untuk pengomposan dan pakan ternak, jenis ini sudah diketahui bahkan sudah banyak yang menggunakannya sebagai obat buat manusia. Cacing Eisenia foetida dan cacing Perionyx excavatus sangat bagus untuk mengomposan bahan-bahan organic yang tidak keras seperti abu papan, kotoran ternak, ampas aren dan lain-lain serta bagus untuk pakan ternak. Cacing Eudrilus eugeniae/ African nightcrawler sangat cocok untuk mengomposan bahan –bahan organic yang keras seperti tandan kosong sawit, juga dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Cacing yang baik untuk bibit adalah cacing yang telah mencapai usia dewasa, selain itu cacing yang sehat tidak mengeluarkan busa dan tidak mengeluarkan bau.
PASCA PANEN
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum cacing dikirim :
- Simpanlah dahulu di penampungan minimal 2 hari.
- Beri makanan yang special untuk perbaikan gizi, misalnya ampas tahu atau ongok.
- Bila cacing akan digunakan untuk pembuatan obat, tepung dan cacing kering, sebaiknya cacing disimpan di dalam media yang halal atau bukan kotoran ternak. Misalnya di ampas aren atau ampas tebu. Ini berfungsi selain untuk perbaikan gizi juga menghilangkan bakteri yang merugikan.
- Saat cacing akan dikirim perhitungkan dahulu lama waktu perjalanannya, ini untuk menentukan berapa media yang cukup untuk cacing tersebut agar cacing sampai dengan selamat dan sehat.
- Keperluan media untuk perjalanan sekitar 24 jam perjalanan diperlukan media 1kg untuk 1kg cacing.
- Gunakan bahan-bahan packing yang tembus udara dan kuat.
( Lumbricus sp.)
1. | SEJARAH SINGKAT | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. | J E N I S | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. | MANFAAT | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. | PERSYARATAN LOKASI | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. | PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
7. | HAMA DAN PENYAKIT | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
8. | P A N E N | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal.| Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen. sumber : http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=4&file=169 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar